PENDIDIKAN UNTUK KELUARGA POLIGAMI
Bukan mudah untuk melangkah kealam kehidupan yang harus berkongsi (berbagi) kasih sayang sorang lelaki bergelar "SUAMI'. Berbagai2 peristiwa manis dan peritnya hidup berbagi suami sangat berbeda dengan hidup keluarga monogami.Semua ahli keluarga memainkan peranan penting dalam menjayakan dan menceriakan hidupnya keluarga poligami yang bahagia penuh mawaddah warahmah. Setiap individu yang menyelami dan merasai hidup keluarga poligami menyumbang ilmu, ,kasih sayang dan pengabdian mengikut peranan masing2,baik sebagai suami,isteri ataupun ayah ,ibu dan anak2.Tidak dinafikan perselisihan dan pendapat yang berbeda jelas ada. Dalam keluarga monogamipun ada masalah dan perselisihan yang timbul,apalgilah keluarga yang bermadu.Suami bertengkar dengan isteri adalah hal yang lumrah dan biasa.Tapi Isteri2 yang sedia ada kalau berperang dengan madu2nya ada strategi masing2.Ada isteri yang cemburu dengan madunya,tapi tidak mahu suaminya tahu dan pening kepala dengan keranah (polah) isteri2nya,mereka buat perang saraf. Depan suami bukan main baik dan lemah lembut ibarat pijak semut tak mati,tapi dibelakang madu yg tidak disukainya itu dia akan membuat berbagai2 cara "Bagaimana agar suaminya lebihkan ia atau lebih parahnya bagaimana agar suaminya membenci madunya dan berbagai cara lagi yang sebahagiannya menjurus pada jalan syirik dan keluar dari syari'at. Keluarga Islam baik monogami atau poligami sebetulnya tiada bezanya. Yang membedakan adalah peran kita sebagai hamba Allah yang mau atau tidak berdakwah dalam keluarga sendiri. Berda'wah secara bilhal dalam keluarga sendiri mungkin lebih sulit berbanding kita berdakwah secara lisan kepada orang ramai.Mujahadahnya mungkin sedikit banyak memang berbeda antara keluarga monogami dan keluarga poligami.Status sebagai isteri pertama ,kedua ,ketiga atau keempat tidak membedakan hak dan kewajiban kepada suami.taraf mereka tetap sama didepan Allah SWT. Yang membedakan adalah hati2 yang redo dan ikhlas menerima ketentuan yang telah tertulis sebagai takdir hidup.Suasana Keluarga yang mawaddah wa rahmah adalah impian yang harus dibina oleh para suami yang mendambakan kebahagiaan hidup aman ,tentram dan bahagia melihat isteri2 dan anak2 hidup berdampingan dan bekerjasama serta sayang menyayangi satu sama lain .Kedengarannya adalah mustahil untuk merealisasikan impian sebuah keluarga yang demikian.Tapi usaha dan kecekalan seorang lelaki yang beriman dan bertaqwa sangat dihargai bukan saja oleh keluarga, masyarakat didunia bahkan penduduk langitpun akan mencemburui mereka yang bersungguh 2mendidik keluarganya menjadi keluarga yang bertaqwa.Bahkan mereka lelaki yang soleh menjadi impian para bidadari di syurga.
Setiap orang Mukmin yang sentiasa berjihad dan berjuang di jalan Allah dengan ikhlas untuk mencari keredhaan-Nya maka 72 orang bidadari sedang menantinya disana, dan mereka tidak sabar-sabar menanti kedatangan suami-suami mereka yang masih berada didunia lagi.
Bidadari-bidadari yang berada di Syurga marah kepada isteri orang Mukmin di dunia yang menyakiti hati bakal suami-suami mereka kerana isteri yang di dunia ini adalah sementara saja sedangkan bidadari-bidadari yang di Syurga adalah isteri-isteri yang kekal abadi untuk orang-orang Mukmin. Isteri yang solehah pula akan menjadi ketua bidadari di Syurga nanti dan kecantikannya akan dapat mengatasi kecantikan bidadari.
jPeran dan tanggung jawab lelaki mukmin dalam mendidik isteri dan anak2 sangat mendominasi keberhasilan sebuah keluarga poligami yang mawaddah warahmah. Ada sebilangan penulis blog yang mengatakan peran isteri pertama sangat mempengaruhi keamanan dan ketentraman keluarga poligami.Mungkin itu hanya pengamatan mereka yang bukan pengamal poligami.Mengamati,memperhatikan adalah sangat berbeda dengan mereka yang mengamalkan atau mempraktiskan kehidupan poligami .Peranan isteri2baik isteri pertama dan yang lain tidak banyak bedanya. Yang membedakan adalah bagaimana cara mereka para isteri dalam melayani suami secara ikhlas dan redho serta dalam mendidik anak2 mereka untuk menerima dan menghormati isteri2 yang lain sebagai ibu yang setaraf kedudukannya dengan ibu kandung mereka. Jadi kesimpulannya adalah tiada istilah suami queen control bagi seorang lelaki mukmin. Tiadanya rasa takut kepada isteri tua ataupun yang muda bukan berarti tidak menghormati isteri sendiri,karena bagi lelaki mukmin hukum Allah lebih mereka takuti dari pada kemarahan dan kecemburuan para isteri.
0 ulasan:
Catat Ulasan