PEREMPUAN PENDATANG HALAL

Jumaat, 15 Jun 2012

Assalamu'alaikum WR.wb. Lama sudah tak menulis, sibuk je selama tiga tahun ni sejak pindah Kelantan ,negri yang aman damai dan makmur, walaupun rakyatnya ramai yang hidup sederhana. Kalau mengingat balik 25 th dahulu, rasa tak percaya atas segala nikmat yang Allah bagi padaku. Di Semarang masa mahasiswa aku terjumpa majalah islam "Panji Masyarakat", yang menceritakan tentang Kelantan negri Islam yang diperintah oleh Tok Guru. (dulu aku tak paham apa maknanya Tok guru. ) Begitu indah berita ini, bagiku sangat hebat Kelantan ni ibarat negoro betoro guru ( istilah orang jawa ).Karena dimana lagi dalam dunia ini yang ada negri diperintah seorang Ulama besar seperti Kelantan? Aku berangan seketika sambil berinteraksi pada Allah ( ngomong sendirian, klo orang tak paham.).Ya Allah alangkah indahnya jika aku bisa duduk dan tinggal dinegri betoro guru ini,negri ini sangat indah ya Allah,karena yang aku nampak indahnya Islam yang hidup sebagai Undang2 kerajaan.Digambarkan dialam majalah itu, Tokguru adalah Ulama yang sangat dihormati oleh Ulama2 dan Umara'2 seluruh dunia.Waah, semakin aku minat dengan Kelantan ni, Walaupun aku tak tahu batapa jauhnya jarak antara Semarang dan Kelantan. Impian itu kupendam bersama berlalunya waktu.Tiba masa aku dinikahkan oleh Keluargaku dengan seorang muslimin M'sia yang baru sehari kami kenal. Pernikahan yang tak pernah dirancang, tapi aku yakin dan pasti ini adalah rancangan Allah untukku. Takdir menulis jodohku orang sebrang lautan yang tak pernah aku kenal orangnya maupun keluarganya.Aku hanya ikut nasehat bude ,bapak dan Keluarga. Kenapa aku begitu lurus bendul??? karena yang aku tahu bude adalah wanita yang melihat masa depan ku dengan matahatinya, walaupun mata dzahirnya rabun dan kabur,beliau bisa megatakan, kalau aku tak nikah dengan lelaki ini sekarang, tidak akan ada lagi lelaki lain yang terlebih baik sepertinya!. Aku tak paham masa itu.Tetapi berbekalkan ketaatanku pada Bude, bapak dan keluarga aku nikah atas dasar khusnuzdzon dan ta'aruf billah. itu saja.Dengan bekalan itu aku melangkah kealam perkahwinan. Status Mahsisiwa yang sibuk menyelesaikan skripsi memaksaku untuk berpisah dengan suami yang baru kunikahi. memang perit, tapi itu pengorbanan yang harus kutempuh.Suamiku harus balik Malaysia, negara asalnya. beliau seorang bisnesman.Dan yang kutahu Dia lelaki yang mempunyai cara berpikir yang lain dari orang lain. Itu aku bisa tebak dari cara bicaranya dan tutur katanya. Sungguh aku bersyukur Pada Allah SWT yang mengirim seorang lelaki Malaysia sebagai pendamping hidupku. Masapun tiba, suamiku ambil aku dari keluargaku. Begitu optimis dan gembira aku rasakan.Dalam pikiranku orang2 Malaysia lebih tabaruk dan ta'awun pada orang indonesia seperti yang aku baca dalam majalah. Dengan rasa gembira bercampur sedih aku meninggalkan keluargaku mengikuti suamiku pergi ke Malaysia, negara impian serta surga bagi orang2 sepertiku, yang hanya mengenal Malaysia dari televisi,buku dan majalah. Bagiku Malaysia penduduknya adalah orang2 terpelajar,mempunyai sopan santun yang tinggi ,budi pekerti yang dijunjung tinggi dan bertolak ansur. DiSemarang aku melihat perkembangan Malaysia melalui TV satu.TV3 dan aku suka melihat drama "Rumah Kedai" diTV3, Pimai2tangtu; Walaupun aku tak paham sangat bahasa melayu.{aku hanya kenal bahasa melayu itu serumpun dan sama dengan melayu Riau}.Tapi yang pasti khusnudzon tetap menjadi bekalanku melangkah kenegara Malaysia. Memang benar Malaysia indah pemandangannya. Sepanjang perjalanan kulihat panorama taman dalam kota metropolitan.Bersih dan segar udara pagi itu.Sejuk mata memandang saujana terbentang .Menginjak Kuala Lumpur aku mulai merasakan keterasingan, keseorangan,dan aku hanya ditemani lelaki asing yang menjadi pendamping hidupku.Pasrah pada Allah atas segala aturan yang diberikannya untukku.Inilah kali pertama aku berpisah dengan keluargaku dan ini jugalah kali pertama aku menginjak kenegara asing sendirian tanpa keluargaku. Namun Syukur Alhamdulillah diberikannya aku sorang suami yang bertanggung jawab mahu mengambilku sebagai isteri dan pendamping hidupnya.Alhamdulillah wa syukurillah jatuh bangun kehidupanku sebagai istri yang kurang belajar memasak hingga mengemas rumah dihadapi dengan sabar oleh suamiku. Aku tak tahu, rupa2nya suamiku seorang lelaki yang berdisiplin tinggi, pembersih dan pandai masak.Aku sendiri datang dari keluarga yang banyak menyandarkan pekerjaan memasak dan mengemas rumah pada 'PEMBANTU RUMAH'. Jadi aku agak terkial2 sedikit banyak mengikut rentak kebiasaan hidup suamiku yang mahukan segala sentuhan yang sempurna dalam rumahtangga hanya dari tangan istrinya saja. Oh,memang susah permulaannya,apalagi anak2 kecilku sedang meningkat perkembangannya. Nakal itu lumrah bagiku, yang penting mereka tidak jahat,prejudis dan mahu menerima teguran dan nasehat dari siapapun . Aku selalu katakan,yang kita ini adalah pengembara dibumi Allah dan segala yang kita nikmati sekarang ini adalah pinjaman Allah,menjadi orang yang bersyukur itu hebat,karena itu adalah nikmat yang jarang orang bisa merasakannya. Banyak sekali kalau aku ceritakan pahit manisnya menjadi isteri yang berstatus "pendatang halal",Pertama kisah hidup menerajui rumah tangga dengan lelaki yang tak pernah dikenali,tapi yang pastinya dan alhamdulillah Allah berikan yang terbaik. Kedua,penerimaan keluarga mertua dari dua hala yang berbeda ,membina hubungan dengan masyarakat kampung,Mengenal budaya melayu yang serba baru,Bahasa dan adat Jawa di Malaysia berbeda sedikit dengan diJawa.Serba serbi masakannyapun sangat jauh berbeda, Karena kampung yang aku tinggal sekarang ini lebih banyak masyakat melayunya berbanding orang2 jawanya yang bisa dibilang dengan jari. Allah tahu segala yang aku lakukan, setiap langkahku ikhlas hanya untuk membangunkan keluarga mawaddah warahmah. meskipun aku tahu hidup dimana saja adalah sama, terserah bagaimana cara kita membawa diri kehadapan. Membina sebuah rumah tangga yang dibina dari benih2 cinta yang disulam selepas akad nikah membuahkan anak2 yang comel dan cantik serta penyayang. Tahun pertama perkahwinanku dilambung ombak badai yang sangat dahsyat,begitu berat dugaan yang menimpa.Terombang ambing sendirian,tanpa seorangpun simpati dan mengulur bantuan. Status isteri yang datang tak diundang dalam keluarga,tak dialu2kan,pandangan sinis dan sarkastik yang kuterima tidak membuatku lemah,bekalan kasih suami menguatkan semangat untuk terus mengukuhkan tiang2 rumah yang kubina dengan susah payah.Takkan kumengalah dengan mereka yang tak pernah puas hati melihat kerukunan dan kedamaian rumah tanggaku. Tapi yang namanya hidup tak selalunya indah .hujan yang ditunggu panas terik yang datang .provokasi jahat satu demi satu melubangi dinding rumahku,begitu susahnya hendak menutup lubang dinding itu,tapi ketahananku sebagai isteri menjadi rapuh bila suami yang diharapkan menjadi benteng hidupku ikut termakan hasutan2 yang datang dari berbagai sudut kehidupan kami. Dia tetap lelaki yang dinamakan manusia. sudah tentu ada kelemahannya dan aku harus menerimanya sebagaimana dia selama ini menerimaku.Tetapi jika rungutan2 itu datang dari keluarga dan orang yang dekat dalam hidupnya,dia jadi terombang ambing menghadapi dua insan yang berbeda pandangannya dan kelihatan seperti seteru. Mulanya aku heran,mengapa kedatanganku kerumah ibu mertuaku disambut dingin2 saja,tidak seperti kebiasaan orang yang baru menikah,akan disambut dengan suasana gembira dan dira'ikan dalam satu majlis. Tapi ini tak kudapatkan dari mereka, yang aku dapat justeru sebaliknya. Rupa2nya peristiwa buruk telah berlaku dikampung mertuaku, pendatang2 haram yang datang dari jawa telah membuat onar dan huru hara dikampung itu,merompak dan merosak rumah dan barang2 yang ada dikampung mertuaku itu. Patutlah aku rasa semacam bila ditanya asalku dan kujawab aku dari 'jawa',mereka senyum sinis dan buat muka mencuka. Tak apalah mungkin ini sedikit ujian yang Allah bagi padaku,mungkin disebaliknya Allah memberi kebaikan. Aku tetap bersangka baik dengan keadan yang aku lalui saat itu. Yang penting bagiku aku telah berterus terang dengan suamiku siapa aku sebenarnya,apa yang aku belum tahu dan belum belajar dalam pekerjaan dan ketrampilan sebagai seorang isteri. Aku sudah katakan dulu padanya, aku ini namanya perempuan tapi tak pandai masak,aku datang dari keluarga yang maskulin,karena adikberadikku semuanya lelaki, aku seorang anak perempuan tunggal dalam keluarga dan ibuku meninggal dunia ketika aku umur 9 tahun.Aku dibesarkan almarhum bapak dengan menjalani kehidupan lelaki,perwatakan kasar,kerja2 lelaki seperti mengecat rumah, cara membetulkan barang2 kayu atau elektrik yang rusak, mengikuti beladiri karate dsb. Itulah yang membedakan diriku dengan anakperempuan yang lain. Aku tak pernah diajarkan bagaimana cara mengemas rumah, melipat kain baju, memasak,dsb. Dan kini aku terkial2 sendirian menghadapi kehidupan yang jauh disebrang lautan, tanpa kasih sayang keluarga dan hanya mengharap cinta dan kasih sayang seorang lelaki yang bergelar suami. Memang perit bila dipikir dan dirasa,karena seperti sangkaku dulu.orang malaysia ini baik akhlaknya, sangat bertolak ansur,berbudi bahasa, mempunyai peradaban yang tinggi, tapi mungkin peristiwa perompakan itu membuat mereka trauma dan susah hendak menerima kembali pendatang asing dalam kampung mereka. Ya lah,siapa yang mahu menerima kembali mat2 indon dari jawa,bila dulunya mereka diterima baik oleh penduduk kampung tapi karena ulah jahat sebagian pendatang asing yang mengaku jawa merosak imej dan kredibiliti orang jawa yang baik akhlaknya dan sudah lama bermastautin diMalaysia. Sedih sungguh, karena aku juga merupakan salah seorang dari pendatang asing yang menerima tempiasnya dan kecipratan pandangan buruk masyarakat kampung. Peristiwa tersebut tidak membuatku rasa rendah diri walaupun ramai diantara mereka masyarakat kampung dan juga keluarga memandang rendah dan meremehkan diriku. Aku berusaha bangun dengan menolong keluarga mertuaku dan masyarakat dengan mengajar ilmu fardzu 'ain, membaca al Qur'an dan membetulkan cara shalat mereka yang tidak mengikut sunah rasul.Tidak ketinggalan pula aku memberi tuisyen bahasa arab gratis untuk anak2 remaja sekolah menengah.(less,istilah sekolahku di Indonesia).Ternyata usahaku berhasil. Sedikit demi sedikit aku mempunyai kawan dan mereka banyak menolongku dalam menaikkan reputasiku sebagai pendatang asing yang halal dan baik dalam pandangan orang kampung dan keluarga mertuaku. Syukur alhamdulillah segalanya hanya Allah yang mengatur setiap langkah kehidupan,walaupun kita merancang, Allah jualah yang menetapkan dan memutuskan apa yang terbaik untuk hambanya.